Tuesday, September 26, 2006

Tanpa Judul

Kudengar rintih perih
Menusuk dalam kabut nurani
Seorang ringkih, terisak dalam sesak yang teramat
Ia ingin menangis
Tapi mimpi tak pernah membuatnya mengerti
Bahwa kenyataan, seperti mawar yang selalu berduri
Seperti hari dalam temaram senja
Menari cahaya matahari berdendang cahaya bulan
Sekat-sekat seakan mengerti
Keikhlasan menemani kepahitan
Tercecer
Seperti janji pada hari
Kesenangan terbias dalam kelopak mata
Terekam
Seberkas potret tentang kenyataan

*tanpa tahun dan tanggal.

No comments: