Monday, September 11, 2006

Ziarah duka

kepada Munir

Seketika kutemu dia seiring kesunyian
Seringkas gundukan tanah
Masih menyisakan basah

Hanya riwayat
Tergores dalam tinta kegelisahan

Ia harus kembali
Serupa perasaan tanpa perbincangan

Sore lebih menyayat
Ketika…
Pembicaraan masih secangkir kopi
Dan nyanyian
Segera mati oleh sepuntung rokok

Kawan…
Masihkah mimpi menyerupai
Misteri bagimu?

Samar-samar lonceng kematian
Mendekat
Mendekap mesra tanpa menyapa

Kawan…
Tak perlu rintih atau gejolak
Tak juga tangisan

Seperti katamu
Ketakutan harus dilawan

Kawan…
Serupa kepastian
Jalan sepimu
Belumlah tenang untuk berjalan.

Jurangmangu, 3 agustus 2005

No comments: