Thursday, September 14, 2006

Persetubuhan Bisu

Kutatap wajahmu dengan liar
Ketika kau lepaskan pakaianmu dengan tiba-tiba
Tanpa perjanjian
Tanpa perikatan
Waktupun terdiam ketika kita terlarut dalam
Ketidakmengertian

Kemudian kututup wajahmu
Tak ingin kudengar rintihan dari mulutmu
Tak ingin juga kulihat
Tuhan yang mengancam lewat wajahmu

Ya, malampun semakin resah
Ketika kita terlalu hanyut dalam persetubuhan
Lewat desah nafas yang teramat panjang
Namun kadang terengah-engah.

Kita juga tengah berlari
Melewati gurun luas dengan kedahagaan
Ya, kita dahaga akan kesemuan
Yang sering melintas
Namun lebih banyak tanpa menyapa.

Karena kita
Serupa sosok sepasang binatang
Yang tenggelam
Seiring jiwa yang telah pula
Menjadi bisu.

Jurangmangu, 25 februari 2005

3 comments:

Anonymous said...

bagus... bagus.... TAPI

kalian itu

Serupa...

Sosok...

ataui

Sepasang...

BINATANG???? ???

Adam dan Hawa ketika bercinta pertama kali tidak perlu wali. tidak perlu menikah tidak perlu bayar mas kawin. dan pesta yang besar-besaran. tradisi yang kalian agung-agungkan ini telah menjadi sangat membebani diri kalian.

seperti saudara rumba_kampoenggayam ,

lakukanlah kalau menurut anda benar
tak usah rasa bersalah
ini sama dengan tertimbun dalam liang-liang dosa
masuk neraka juga tersiksa di dunia

pilih saja antara dua kenikmatan :
Dunia atau akhirat

kita ini hidup hanya menunda kematian?
dan kita bukan binatang
jangan bawa mereka-mereka yang tidak bersalah

ORANG-ORANG BERSALAH

Anonymous said...

sebelumnya saya ucapkan terima kasih atas tanggapannya.

saya ingin sedikit bercerita tentang kenapa saya menulis puisi ini (kalau boleh saya menyebutnya demikian).
saya menulis puisi ini karena terinspirasi oleh puisi dari pak sapardi djoko damono ( aku ingin), yg oleh kebanyakan orang lebih di pahami sebagai puisi yang sangat romantis. padahal maksud dari puisi itu menurut pak sapardi adalah penggambaran perselingkuhan. bahkan puisi ini menjadi inspirasi bagi garin nugroho untuk membuat film cinta dalam sepotong roti.
namun dalam hal ini bukan berarti saya ingin menyejajarkan karya pak sapardi dengan hasil coretan tangan saya.
saya hanya mengambil kesimpulan, bahwa ada pemaknaan secara tekstual dan kontekstual. dan puisi pak sapardi itu termasuk dalam pemaknaan secara kontekstual. namun dalam hal ini juga pak sapardi mengatakan bahwa interpretasi itu sah2 saja.
puisi itu saya tulis ketika saya dalam rengkuhan kegelisahan yang amat sangat, karena melihat kehidupan sekarang ini. mengenai kenapa kata2 itu yang kemudian tertangkap oleh intuisi saya, itu diluar dari kesadaran saya.
saya hanya ingin mengabadikan, lebih tepatnya membuat prasasti atas kemarahan saya. karena sesungguhnya saya sendiri tidak tahu kalau harus marah di tujukan kepada siapa. maka dengan menulis puisi saya mencoba menjawab kemarahan saya.
saya menulis puisi ini lebih karena ingin menggambarkan kondisi kehidupan pada saat itu.(yang saya pahami ketika menulis puisi itu, dan sampai sekarang ternyata belum berubah).
mengenai perilaku-perilaku manusia dalam kehidupan ini.
realnya seperti ini. kenapa harus ada koruptor, ada maling, ada pembabatan hutan dll.
karena banyak manusia telah melakukan persetubuhan bisu dengan diri sendiri. ia mengingkari hati nurani, dan bahkan tuhannya.
maaf bukan berarti dengan jawaban ini saya ingin menggurui. namun lebih sebagai upaya untuk membangun jembatan pemahaman agar tidak ada pengadilan-pengadil an yang membingungkan.

mengenai pertanyaan mas, saya ingin menjawab karena saya hidup di dunia dan bukan di akhirat maka saya memilih dunia untuk akhirat.

Anonymous said...

Sebaiknya email atau komentar andy Ferdian itu tdk usah ditanggapi. Dari email2nya yg saya teliti, dia tdk pernah posting suatu karya. Dia hanya mengomentari posting demi posting para peserta milis. Dan komentarnya itu bnyk yg ngawur. Dan saya rasa dia seperti tidak mengenal tuhan. Sampe2 menjuluki Tuhan adalah Selebriti, makanya dia pingin jadi Tuhan. Astaghfirullah. Saya pernah sekali menegurnya via Japri.
Klo Anda bisa mendakwahinya. Silahkan.

maaf klo tidak berkenan
Salam kenal,
Anisah M
Marketing Healthcare Division
Antarmitra Sembada PT