Tuesday, September 12, 2006

Sekali kita berjalan

Kawan, ada kegelisahan
Merayap dalam hari yang pekat
Selembar catatan luntur dalam keruh air
Seorang tua berjalan dalam rintih tertahan
Tapi kepedulian tak lebih omong kosong

Kawan, pernah kusebut nun jauh hari
Sepenggal cerita dalam bingkai kesedihan
Terkoyak asa dalam jiwa yang meronta
Lelah mencari penafsiran
Di selip lorong terkekang nafsu kekuasaan

Kawan, catatan tak lebih kata hampa
Manis kehidupan terjerat dalam rintih
Tarian sesak mengoyak kata hina
Mungkin hari harus berhenti

Kawan, mungkinkah dapat kita ulangi
Selembar hari tanpa kata penuh derita
Namun bukan sebuah penyesalan
Ketika hidup teriris dalam perih

Kawan, biarlah suara tetap menggema
Kekosongan harus dilawan
Bagai hidup adalah perlombaan
Mencari dalam rentang terlampau panjang

Kawan, kutitip perjuangan dalam diam
Sejauh impian, semoga tak ada kesia-siaan
Karena jalan selalu punya ujung

Kawan, di depan ada pelita
Entah kebahagiaan atau kebohongan
Cukup terang, namun mampu membuat bimbang

Kawan, kalau kau temukan ketenangan
Percayalah akan keadaan
Seperti riwayat, digali kian terpendam

Kawan, kutitip salam untuk perjuangan

Januari 2004

No comments: